artikel kebudayaan nusantar
PALEMBANG
Ø Makanan Khas / Kuliner
1.
Pempek
Pempek
Lince yang memiliki cita rasa yang tiada duanya karena menggunakan bahan-bahan
pilihan dan berkualitas. Lebih uniknya lagi, Pempek Lince turut menyediakan
pempek yang dibakar dan dipanggang. Bahkan, salah satu maskapai ternama di
dunia yaitu Singapore Airlines pernah mengklaim bahwa Pempek Lince merupakan
pempek yang paling enak dibandingkan pempek lainnya.
2.
Tekwan
Bahan
dan cara pembuatan tekwan mirip dengan pempek, tapi tekwan berkuah. Biasanya,
tekwan juga dihidangkan bersama bengkuang, jamur kuping, udang dan soun.
Sebaiknya, tekwan dinikmati ketika masih hangat. Tekwan, sangat mudah dijumpai di Palembang. Hidangan sup
berkuah dengan bola-bola yang terbuat dari ikan dan tepung sagu ini juga
menjadi primadona kuliner khas kota Palembang.
3.
Mie
Celor
Berbeda
dengan sajian mie dari kota-kota lain di Indonesia. Mie celor adalah sajian mie
dengan kuah santan kental dan kaldu udang. Uniknya, proses memasak mie bukan
direbus, tapi hanya diseduh dengan air panas. Mie celor disajikan dengan
potongan udang, telur, toge, daun seledri dan bawang goreng.
4.
Es
Kacang Merah
Kacang
merah memiliki beragam manfaat yang baik untuk kesehatan, seperti menguatkan
tulang, mengeluarkan racun di dalam tubuh, mencegah dan mengontrol diabetes,
menyehatkan jantung, mengatasi masalah pencernaan dan menambah energi.
5.
Model
Model
terbagi menjadi 2, yaitu model
gandum dan model ikan. Model gandum terbuat dari tepung dan menggunakan kaldu
sapi, sedangkan model ikan berbahan dasar ikan dan tahu dengan kaldu ikan atau
udang.
6.
Nasi
Goreng Merah
Palembang juga
terkenal dengan nasi goreng merah yang menggunakan buah tomat serta pasta atau
saus tomat. Rasanya pun cukup unik, ada sensasi rasa asam, manis dan segar.
7.
Martabak Har
Martabak Har
dimiliki oleh seorang saudagar Palembang asal India yang bernama Haji Abdul
Razak. Inovasi martabak telur yang disajikan dengan kuah kari ini sungguh nggak
ada duanya. Saat ini, Martabak Har sudah memiliki delapan cabang yang dikelola
oleh anak dari Haji Abdul Razak.
8.
Pindang
Patin
Pindang patin
menjadi salah satu buruan kuliner kalau melancong ke Palembang. Selain lezat,
ikan patin yang menjadi bintang utama hidangan ini juga mengandung nutrisi
tinggi dan baik untuk kesehatan, seperti mencegah penyakit jantung, membantu
pembentukan otot, menjaga kesehatan tulang, mencegah penumpukan lemak dan
lain-lain.
9.
Kerupuk
Atau Kemplang
Palembang memang
terkenal dengan olahan kuliner berbahan dasar ikan, nggak cuma makanan beratnya
aja, tapi juga cemilannya berupa kerupuk atau kemplang. Kuliner ini juga bisa
dijadikan oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat. Makan kerupuk kemplang bisa
ditemani dengan sambal yang terbuat dari racikan cabai dan kecap yang bakal
bikin kamu ketagihan.
Ø Segi Tarian
1.
Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya adalah tarian yang diiringi
langsung oleh melodi dari lagu Gending Sriwijaya. Tarian ini menggambarkan rasa rindu dari seseorang akan masa
kejayaan, keagungan, serta keluhuran zaman kerajaan
Sriwijaya. Oleh karenanya tidak mengherankan,
tarian ini lebih sering digunakan untuk menyambut tamu yang diagungkan atau
tamu tamu istimewa, seperti Presiden, Menteri, Gubernur,
Walikota, Duta Besar Negara tetangga dan lain sebagainya.
Bahkan pada zaman
dahulu tidak sembarang orang bisa melakukan tarian ini, karena hanya seorang putri raja, sultan atau para
bangsawan saja yang boleh melakukan tarian ini.
Keterangan
Tarian:
Tari Gending Sriwijaya
biasanya dibawakan oleh 13 orang dimana terdiri
dari 9 penari utama, 4 penari pendamping dengan formasi sebagai berikut:
·
Penari
utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih) = 1 orang
·
Penari
pembawa peridon (perlengkapan tepak) = 2 orang
·
Penari
pendamping di posisi 3 kanan dan 3 kiri = 6 orang
·
Penari
yang membawa payung kebesaran = 1 orang (biasanya pria)
·
Penyanyi
lagu gending
sriwijaya
= 1 orang
·
Pembawa
tombak = 2 orang (biasanya 2 orang pria)
2.
Tari Pagar Pengantin
Tari Pagar Pengantin biasa digunakan untuk
melambangkan bahwa si pengantin wanita telah menjadi wanita dewasa dan melepas
masa lajangnya. Bahkan pada zaman dahulu, Tari
Pagar Pengantin ini adalah tarian terakhir yang dilakukan oleh
pengantin wanita di muka umum kecuali ia mendapatkan izin dari sang suami. Sebagai seorang keturunan Sumatera Selatan yang masih
lajang ataupun jomblo, tidak ada salahnya jika Anda mempelajarinya. Karena
suatu hari nanti pasti akan sangat berguna untuk Anda.
3.
Tari Kebagh / Tari Kemban Bidudari
/ Tari Bidudari
Tarian yang satu ini syarat akan sejarah. Pada
zaman dahulu, dikisahkan tarian ini dilakukan oleh seorang bidadari sebelum
terbang kekayangan. Jadi, tidak mengherankan jika
para penari yang membawakan Tari Kebagh ini secantik bidadari yang dibalut
dengan pakaian khas Besemah. Gerakan tarian ini seperti melambai-lambai seperti
hendak terbang ke khayangan.
4.
Tari Madik (Nindai)
Tari Madik (Nindai) adalah salah satu tarian
yang digunakan oleh masyarakat Sumatera Selatan dalam rangka menilai calon
menantunya. Di Sumatera Selatan ada sebuah budaya dimana
orang tua dari mempelai laki-laki akan berkunjung ke rumah besan untuk menilai
calon menantunya. Proses menilai dan melihat ini yang
disebut Nindai atau Madik.
5.
Tari
Putri Bekhusek
Tari Putri Bekhusek
adalah salah satu tarian yang berasal dari Sumatera Selatan yang sangat populer
dan terkenal di daerah OKU atau Ogan Komering Ulu. Sesuai dengan namanya, bekhusek berarti bermain. Tari ini berarti tarian putri yang sedang bermain dimana
sekaligus melambangkan kemakmuran daerah setempat dan Sumatera Selatan pada
umumnya.
6. Tari Rodat Cempako
Tari Rodat Cempako adalah salah satu tarian
dari Sumatera Selatan yang sangat kental unsur islaminya (timur tengah). Tarian
ini dibawakan dalam posisi duduk dengan menggunakan syair berbahasa arab yang
berasal dari Kita Al-Berzanji yang diiringi oleh rebana. Sesuai dengan bahasa yang digunakan, selain digunakan
untuk mengiringi pengantin, tari ini juga digunakan dalam acara kesenian islami
seperti Maulid Nabi dan lain sebagainya.
7. Tari Sebimbing Sekundang
Tari Sebimbing Sekundang sebenarnya sangat mirip dengan Gending
Sriwijaya, yang mana dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Formasi tarian
ini juga sangat mirip dimana ada seorang wanita pembawa tepak, 2 pembawa
rempah, 1 membawa payung agung, dan 2 orang pengawal. Tarian ini sebenarnya berasal dari masyarakat OKU (Ogan Komering
Ulu) yang memiliki motto Kabupaten OKU ‘Bumi Sebimbing Sekundang’ yang bermakna
berjalan seiring dan saling membantu untuk mencapai sebuah keberhasilan.
8. Tari Tanggai
Tari Tanggai juga merupakan tarian yang
dibawakan untuk menyambut para tamu terhormat. Namun,
tari ini dibawakan oleh 5 orang saja dengan mengenakan pakaian khas daerah
seperti songket, pending, kalung, sanggul, dodot, sanggul, kembang goyang dan
tentu saja tanggai. Tanggai adalah sebuah benda
yang di pasang di jari yang menyerupai kuku biasanya berasal dari bahan
tembaga.
9. Tari Tenun Songket
Sesuai dengan namanya Tari Tenun Songket ini
berasal dari tradisi menenun yang ada di masyarakat Palembang, Sumatera Selatan
yang sudah ada dari zaman kerajaan Sriwijaya. Hal inilah yang menginspirasi Tari Tenun Songket dimana
menggambarkan para wanita di daerah Sumatera Selatan yang sedang menenun kain
songket. Gerakan tangan yang mendominasi tari ini menandakan para kaum wanita
yang sedang bergembira menenun kain songket.
Ø
Tradisi / Adat Istiadat
1.
Madik
Madik adalah prosesi
yang dilakukan oleh warga Palembang sebelum menikah dimana pihak keluarga
lelaki akan mendatangi rumah pihak perempuan guna berkenalan dan melakukan
observasi tentang kondisi dan keadaan perempuan dan keluarganya. Madik
dilakukan guna memperoleh kepastian informasi status pihak perempuan apakah
masih single atau sudah menikah. Madik dilakukan juga untuk mendekatkan diri
antara pihak keluarga lelaki dengan pihak keluarga perempuan.
2.
Menyenggung
Menyenggung adalah
proses dimana pihak keluarga calon pengantin laki-laki
mengutus utusannya untuk datang ke rumah pihak keluarga perempuan dimana mereka
nantinya akan membicarakan tentang tanggal pernikahan dan hari pernikahan. Menyenggung
biasanya dilakukan dengan memberikan kain songket dan makanan dari pihak
keluarga calon pengantin laki-laki kepada pihak keluarga
calon pengantin perempuan. Menyenggung hingga saat ini masih tetap dijaga
keberadaannya.
3.
Meminang
Meminang adalah proses
melamar khas warga Palembang dimana rombongan pihak keluarga calon pengantin
laki-laki mendatangi rumah calon pengantin
perempuan untuk melamar anak gadis mereka. Dalam acara Meminang ini pihak keluarga calon
pengantin laki-laki memberikan seserahan barang untuk calon
pengantin perempuan berupa, baju, kain songket, alat kecantikan, peralatan
ibadah dan lain-lain. Kain songket yang diberikan oleh pihak keluarga
calon pengantin laki-laki ini wajib berjumlah ganjil. Meminang
sendiri dilakukan sebelum menuju proses acara pernikahan yang biasanya
dilangsungkan oleh warga Palembang.
4.
Mutus Kato
Mutus Kato adalah
proses upacara adat yang dilakukan oleh pihak yang akan menikah di Palembang
dimana prosesi upacara adat ini dilakukan dengan cara memberikan kata-kata indah atau pantun. Setelah selesai berpantun, pihak keluarga calon
pengantin laki-laki akan menyerahkan seserahan dan kemudian
dilanjutkan dengan mengunyah sirih bersama antara pihak keluarga laki-laki dengan pihak keluarga perempuan. Mengunyah
sirih bersama ini merupakan simbol bahwa mereka telah setuju hingga kedua belah
pihak saling mengikatkan diri satu sama lain.
5.
Akad Nikah
Akad Nikah merupakan
proses upacara dimana pengantin laki-laki wajib
berikrar dengan ijab kabul bersama dengan pengantin perempuan dan wali
nikahnya. Akad Nikah ini wajib dilakukan sebagai tanda sahnya
pernikahan antara pihak pengantin laki-laki
dengan pihak pengantin perempuan. Setelah akad nikah selesai diucapkan dan
dianggap sah, maka kedua belah pihak resmi menyandang status sebagai suami
istri. Akad
Nikah ini memang terbilang sangat sakral bagi warga Palembang karena merupakan
sebuah acara mengikat janji suci di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
6.
Mengarak Pacar
Mengarak Pacar
merupakan prosesi upacara adat simbol bahwa pihak pengantin perempuan menerima
dengan seluruh jiwa dan raganya bahwa dirinya siap menjadi istri dari laki-laki yang menikahinya. Setelah acara berdialog selesai, maka akan
dilanjutkan dengan prosesi mengarak pengantin keliling dimana pawai ini juga
akan diikuti oleh para rombongan dari kedua belah pihak keluarga. Para
pengantin dalam prosesi mengarak pacar ini nantinya akan ditaburi beras oleh para pemangku
adat setempat sebagai tanda pemberkatan.
7.
Bekarang Iwak
Bekarang Iwak
merupakan upacara adat khas Kecamatan Gandus, di Palembang dimana dalam proses
upacara ini warga akan bersama-sama menangkap ikan untuk
dibawa pulang secara gratis. Bekarang sendiri berarti menangkap sedangkan
Iwak berarti ikan. Nantinya ikan-ikan yang
berukuran besar akan dijual oleh pemangku adat dimana uang hasil penjualan ikan-ikan besar tadi akan dipergunakan untuk kepentingan umum
seperti membangun jalan dan jembatan. Bekarang Iwak diadakan setahun sekali di
Palembang.
8.
Sunatan
Sunatan adalah proses
dimana anak laki-laki yang usianya sudah menginjak dewasa akan
dibersihkan alat kelaminnya guna kesuciannya dan sebagai simbol kedewasaan bagi
dirinya di hadapan keluarga dan masyarakat. Sunatan sendiri merupakan ajaran Agama Islam
yang mewajibkan setiap anak laki-laki harus dibersihkan alat
kelaminnya sebelum mereka berusia dewasa. Sunatan merupakan salah satu rangkaian upacara
adat yang ada di Palembang yang masih terjaga hingga sekarang ini.
9.
Sedekah Rame
Sedekah Rame merupakan
upacara adat Palembang yang dilakukan oleh masyarakat yang bekerja sebagai
petani. Sekedah Rame dilakukan untuk meminta perlindungan dan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa agar proses menanam padi hingga panen berjalan
dengan lancar. Sedekah Rame ini dilakukan dengan cara membakar kemenyan
dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar berkenan memberkati proses
penanaman padi mereka hingga nantinya masa panen tiba.
10.
Pemakaman
Pemakaman adalah
upacara dimana orang meninggal harus dimandikan, dirawat, dikafani hingga
akhirnya dikuburkan. Pemakaman merupakan salah satu upacara adat
Palembang dimana pihak yang meninggal akan mengadakan pemandian jenazah hingga
diberikan kain kafan. Setelah dikafani,
maka pihak yang meninggal akan didoakan terlebih dahulu hingga akhirnya
dikuburkan di dalam tanah. Pemakaman ini biasanya mengundang tangis haru
pilu dimana pihak keluarga yang ditinggalkan memang merasa sangat sedih dan
kehilangan atas meninggalnya sanak keluarganya.
JEMBER
Ø Makanan Khas / Kuliner
1.
Prol Tape
Prol tape ini
merupakan jenis kue yang menggunakan bahan dasar dari tape singkong. Bahkan kue
ini salah satu ikon Kota Jember karena sering menjadi oleh-oleh parawisatawan. Dengan jenis rasa seperti coklat, kismis, keju dan
lain-lain, kue ini juga banyak digemari oleh warga Jember sendiri, karena
aromanya yang enak menjadi ciri khas Kota Jember.
2.
Nasi
Gudeg Pecel
Pecel Gudeg ini makanan khas kota Jember. Rasa unik dari pecel khas Kota Jember ini adalah
perpaduan antara nasi gudeg, cecek dan ditambah pecel yang disantap menjadi
satu. Untuk lauknya kamu bisa berbagai macam pilihan beserta harga yang
berbeda. Pecel gudeg ini merupakan santapan wajib yang harus kamu coba, ketika
berada di Jember.
3. Martabak Malabar
Kalimat malabar
sendiri mengambil dari asal sebuah kota di India, karena penjual pertama martabak ini adalah orang India. Keunikan dari martabak ini adalah isinya yang menggunakan daging kambing
dengan rempah-rempah yang sangat khas. Dengan tipisnya kulit martabak, daging
yang empuk serta tidak amis membuat martabak ini sangat laris di Kota Jember. Dengan mencium aromanya saja sudah membuat air liur keluar
dan apalagi saat memakannya, sungguh tidak kebayang rasa nikmat yang akan
membuat lidah kamu bergoyang.
4.
Suwar-Suwir
Suwar-suwir
makanan dari Jember yang terbuat dari tape, mengolah makanan ini dengan teknis
tertentu sehingga menghasilkan bentuk seperti dodol, namun teksturnya lebih keras. Bahan pembuatan
suwar-suwir ini berbahan dari tape singkong, tepung terigu serta susu dan gula.
Menjadikan makanan ini legit kalau dimakan. Awal pembuatan suwar-suwir ini hanya dibuat dengan
campuran buah sirsak saja. Namun di era modern, makanan ini telah dibuat
berbagai macam rasa, seperti coklat, kacang, susu, nanas dan strawberry.
5.
Jenang Waluh
Makanan yang
satu ini, menjadikan labu kuning atau waluh sebagai dasar pembuatannya. Jenang
waluh adalah makanan khas Kota Jember yang biasa disajikan bersama olahan dari
ketan dan kelapa tua yang dijadikan uli, membuat makanan yang satu ini sangat
enak disantap. Perpaduan antara rasa, aromanya
sangat klop dan mantap.
6.
Pecel
Pincuk Garahan
Kekhasan dari
kuliner yang satu ini adalah menggunakan daun pisang sebagai wadahnya. Makanan
ini menjadi nikmat dikarenakan sambel kacang pedasnya yang akan membuat lidah
kamu bergetar, merasakan nikmatnya pecel pincuk ini. Pecel pincuk ini berasal dari nama sebuah stasiun
garahan, karena pada mulanya makanan ini hanya dijual di stasiun itu saja.
Pada tahun 90-an makanan
ini menjadi terkenal di masyarakat Jember dan Banyuwangi.
7. Pia Tape
Makanan satu
ini hanya mempunyai banyak ragam rasa mulai dari keju, coklat, pisang,
strawberry dan blueberry. Pia yang berwarna cokelat kekuningan ketika kamu
gigit langsung terasa manis tapenya dan ada tambahan asin, jika rasa keju
diperpadukan dengan cokelat atau pisang. Makanan ini bisa dijadikan oleh-oleh jika berkunjung ke Kota Jember.
Ø Segi Tarian
1.
Tari Lahbako
Tari Lahbako adalah
tarian tradisional yang berasal dari Jember, Provinsi Jawa Timur, Tarian ini
menggambarkan kehidupan dari para petani tembakau di Jember. Tarian ini
dipentaskan oleh beberapa para penari perempuan dengan gerakan yang
menggambarkan aktivitas dari para petani di ladang atau kebun tembakau. Tari
Lahbako ini merupakan kesenian tradisional yang terkenal di Jawa Timur dan
menjadi salah satu ikon kota Jember.
2.
Tari Petik Kopi
Tari Petik Kopi pertama kali dipentaskan di gedung Keluarga
Alumni Universitas Jember (KAUJE) pada tanggal 8 November 2013, dalam rangkaian
acara dies natalis Universitas Jember yang bertajuk “Festival Tegalboto”.
Tari yang dibawakan oleh sembilan penari ini menjadi suguhan yang istimewa
dalam rangkaian acara Festival Tegalboto. Tari petik kopi, tarian tradisonal
Jember untuk dunia.
Ø
Tradisi / Adat Istiadat
1. Tota’an
Dunia mengenal merpati sebagai simbol damai,
ia
juga simbol kesetiaan. Di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, merpati
mewakili sebuah tradisi panjang bernama Tota’an. Ada yang mengatakan, Tota’an
berawal dari Kecamatan Semboro yang kemudian menyebar ke daerah lain di Jember,
seperti Tanggul hingga Mangli di pusat kota Jember.
Acara Tota’an digelar setahun dua kali. Yang
jelas, ini tradisi dikalangan pecinta burung merpati. Mereka berkumpul dan
menjadikan acara ini sebagai sarana merekatkan persaudaraan.
Dalam
acara ini, para penggemar burung merpati bertukar
informasi seputar perawatan burung, sembari makan-makan.
informasi seputar perawatan burung, sembari makan-makan.
Ada juga arisan dan
pengocokan undian dengan hadiah yang tak terlampau mewah.
Tak jelas juga apa makna kata Tota’an. Namun realitas acap melampaui makna
kata. Lihatlah, bagaimana saat siang datang, ratusan orang meriung membawa
keranjang berisi burung dara dengan tak menampik rasa bangga.
Jumlah merpati bisa mencapai ribuan ekor.
Setiap burung dara yang hadir dalam acara itu Tota’an didandani dengan
berbagai pernik. Ada pita warna-warni hiasan jambul. Mereka diberi nama yang
ganjil, kadang lucu: Penakluk Cewek, Anak Manja, Putra Utama. Tak ada alasan
apapun di balik penamaan ini, kecuali keinginan bersenang-senang.
Tota’an diawali dengan melepas sepasang
merpati dari dua daerah yang berbeda. Dua merpati itu mewakili mata angin, dan
disebut dengan pengantin barat dan pengantin timur. Selepas pasangan pengantin
itu diterbangkan, para penyuka merpati ini berkumpul di tengah lapangan, untuk
melepaskan ribuan burung milik masing-masing yang sedari tadi telah
dipersiapkan. Merpati terbang, kembali ke kandang
masing-masing. Merpati tak pernah ingkar janji.
PAPUA
Ø Makanan Khas / Kuliner
1.
Kue Lontar
Kue lontar merupakan kue khas Papua yang menurut sejarah
kedatangannya dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa lalu. Pada mulanya kue
ini disebut dengan rontart, tapi karena agak sulit dilafalkan maka penduduk
Papua akhirnya menyebut kue ini menjadi kue lontar. Kue lontar sendiri
mirip seperti kue pie susu yang terkenal dari Bali. Kue lontar dibuat dari
bahan dasar telur yang kemudian dicetak menggunakan piring keramik. Orang-orang
Papua biasanya membuat kue lontar ketika hari raya lebaran dan natal. Di Papua,
kue lontar dibuat dengan cetakan yang besar sehingga ukuran kue yang dihasilkan
juga besar. Tapi untuk kamu yang ingin membeli kue lontar sebagai oleh-oleh,
ada juga yang ukurannya kecil demi kemudahan pengunjung untuk membawanya ke
kampung halaman.
2. Papeda
Papeda adalah makanan khas Papua yang begitu
populer dan digemari oleh banyak penduduk kota-kota yang tersebar di pulau
Papua. Makanan pokok khas Papua ini merupasan warisan kuliner yang diturunkan
dari generasi ke generasi. Untuk kamu yang belum tahu, papeda merupakan makanan
yang dibuat dari bahan dasar tepung sagu. Dikarenakan menggunakan tepung sagu,
tak heran jika makanan ini identik dengan kuliner Papua dan dijadikan sebagai
makanan pokok masyarakatnya. Rasa dari papeda pada
umumnya adalah tawar. Cara menghidangkan makanan ini ada banyak cara. Orang
Papua biasanya menyantap papeda bersama kuah bening dan ikan bakar. Selain
menggunakan ikan bakar, papeda juga tak kalah nikmat apabila disajikan bersama
ikan kuah kuning atau kelapa tua mentah. Sebagai menu pelengkap dan penambah
selera, papeda bisa dihidangkan dengan sambal. Selain cara menghidangkannya
yang beragam, papeda juga mempunyai cara penyantapan yang unik, yakni
menggunakan alat bernama gata-gata yang dibuat dari bambu dan digunakan untuk
menggulung papeda dari piring.
3.
Martabak Sagu
Martabak sagu adalah makanan khas Papua yang dibuat dengan
bahan-bahan yang sangat sederhana. Sesuai namanya, kuliner khas Papua ini
terbuat dari sagu yang dihaluskan kemudian digoreng. Seusai sagu halus
digoreng, proses berikutnya adalah dengan menambahkan gula merah. Rasa dari
martabak sagu khas Papua manis. Untuk kamu yang selama ini hanya mengenal
martabak manis dan asin, maka martabak sagu ini tak boleh kamu lewatkan untuk
disantap ketika berada di Papua.
4.
Sate Ulat Sagu
Kuliner ekstrim dari Papua yang terkenal menantang di mata
setiap wisatawan adalah sate ulat sagu. Orang Papua biasa menyebut panganan ini
dengan nama “Koo”. Ulat sagu bagi masyarakat Indonesia pada umumnya mungkin
dianggap sebagai hewan yang menjijikan, tapi tidak dengan warga pribumi Bumi
Cendrawasih. Ulat sagu sendiri diyakini oleh masyarakat Papua sebagai santapan
yang bisa menambahkan energi dengan kadar kolesterol yang rendah. Ulat sagu di Papua
mudah sekali untuk ditemukan, baik di hutan maupun di pasar-pasar yang
merupakan hasil buruan penjualnya. Kalau kamu berani menjajal kuliner unik satu
ini, kamu perlu tahu bagaimana cita rasa darinya. Sate ulat sagu mempunyai rasa
manis dan asin. Tekstur dari sate ulat sagu keras di luar dan lunak di dalam. Pada
bagian daging ulat tersimpan protein yang cukup tinggi. Selain protein, ada
juga kandungan lain pada tubuh ulat sagu yakni asam aspartat, asam glutamat,
tirosin, lisin, dan methionin.
5.
Udang Selingkuh
Salah satu daerah di Papua, yakni Wamena
mempunyai kuliner khas dengan nama yang unik yaitu udang selingkuh. Nama
makanan khas Papua ini diambil dari bentuk udang yang bercapit besar mirip
kepiting. Karena bentuk hewan bernama latin cherax albertisii berbeda
dengan udang-udang yang biasa dikonsumsi, maka orang Wamena menyebutnya dengan
udang selingkuh. Udang selingkuh sebenarnya tak hanya populer
di Wamena, tapi hampir di seluruh wilayah yang tersebar di tanah Papua. Tekstur
yang dimiliki oleh udang selingkuh padat dan berserat, mirip dengan lobster.
Sedangkan, bagian dagingnya sangat lembut dengan rasa
yang sedikit manis. Sebelum disantap, udang akan diolah dengan berbagai teknik,
mulai direbus dan digoreng. Untuk menambah kelezatannya, udang biasanya
disajikan dengan olahan bumbu saus tiram, saus mentaga, atau saus padang.
6.
Ikan Bungkus
Di Papua, ada sebuah makanan sejenis pepes
yang dinamakan oleh masyarakat Papua dengan sebutan ikan bungkus. Perbedaan
ikan bungkus dengan pepes adalah bahan pembungkusnya. Kalau pepes dibungkus
dengan daun pisang, ikan bungkus khas Papua menggunakan daun talas. Ikan yang dipilih
untuk dibungkus juga beragam, semua tergantung selera pembuatnya. Bumbu yang
dipakai berupa rempah-rempah yang umum ditemukan dengan tambahan garam untuk
memberikan rasa asin sekaligus menghilangkan getah yang terdapat pada daun
talas. Cara membuat ikan bungkus sendiri sebenarnya sangat mudah. Ikan hanya
perlu dibersihkan lalu dibumbui dan dibungkus ke dalam daun talas. Setelah
terbungkus, ikan bisa langsung dibakar dengan api kecil hingga matang yang
kemudian dapat disantap langsung.
7.
Ikan Bakar Manokwari
Ikan bakar manokwari berbeda dengan ikan bakar yang biasa
tersaji di warung-warung atau rumah-rumah makan di daerah-daerah lain. Ikan
bakar dari Manokwari mempunyai cita rasa bumbu yang berbeda karena menggunakan
sambal khas yang hanya bisa ditemui di Papua. Ikan yang biasa
dipilih untuk dibakar adalah ikan tongkol, meskipun jenis ikan lain juga tak
masalah untuk digunakan. Seperti yang dikatakan sebelumnya, ikan bakar manokwari
tak sama dengan ikan bakar di tempat-tempat lain yang biasanya hanya
menggunakan sambal kecap. Di Manokwari, kamu bisa menyantap ikan bakar dengan
bumbu khas Papua yang terkenal dengan rasa pedasnya yang unik karena dibuat
dari cabai yang langsung berasal dari Papua.
8.
Sagu Lempeng
Dari sekian banyak kuliner yang dihidangkan, sagu lempeng adalah
makanan khas Papua yang benar-benar identik dengan Bumi Cendrawasih. Sagu
lempeng hampir bisa ditemukan di seluruh daratan Papua, tapi paling banyak
terdapat di provinsi Ambon dan Papua. Sagu batangan mempunyai bentuk seperti
batangan persegi panjang dengan warna merah kecokelatan. Ketika digigit, sagu
lempeng akan sedikit menyiksa gigi dengan teksturnya yang keras. Sagu lempeng dibuat
dari bahan dasar tepung sagu yang dicetak menggunakan besi kemudian dipanaskan
dengan cara dipanggang. Warna merah kue di Papua disebut dengan porna. Kue sagu
lempeng bisa bertahan lama karena telah melewati proses pengawetan dengan
pemanasan yang bisa mengurangi kadar air sehingga bisa menghambat pertumbuhan
mikroba dan jamur. Makanan khas Papua ini bisa disantap bersama dengan teh
manis.
9.
Kue Bagea
Makanan yang berasal dari Papua mayoritas dibuat dari bahan
dasar sagu, tak terkecuali dengan kue bagea. Kue bagea sendiri merupakan kue
yang berasal dari Ternate, Papua. Kue ini juga mempunyai tekstur yang sama
dengan sagu lempeng, yakni sedikit keras. Kue ini mempunyai cita rasa nikmat
yang dihasilkan dari paduan tepung sagu dan kenari. Sebenarnya butiran kenari
yang membuat kue bagea terasa lebih nikmat dan bisa bikin setiap orang
ketagihan saat mengunyahnya. Kue bagea sendiri
mempunyai bentuk seperti batang pohon yang dipotong-potong. Warnanya putih
kekuningan karena dicampur dengan kenari. Kue khas Papua yang satu ini sekarang
bukan hanya dikemas dengan daun kering, tetapi juga
menggunakan kertas karton cantik sehingga bisa dibawa sebagai oleh-oleh untuk
para wisatawan yang berkunjung ke Papua. Kue bagea sangat cocok apabila
disantap bersama secangkir kopi atau teh hangat.
10. Colo-Colo
Colo-colo adalah kuliner berbentuk sambal yang mempunyai rasa
pedas yang luar biasa. Sambal colo-colo di Papua biasanya dibuat untuk menemani
santap menu makan besar di siang dan malam hari. Rasa yang dimiliki oleh sambal
colo-colo sangat digemari oleh semua warga yang menetap di Papua. Sambal
colo-colo sangat nikmat jika disantap bersama tumis kangkung bunga pepaya,
udang asam manis, ikan masak kuah kuning dan olahan seafood lainnya. Selain
cita rasa pedas yang menggigit, sambal colo-colo juga terasa sedikit asam yang
memberikan sensasi menyegarkan. Rasa asam yang berasal dari jeruk nipis akan
membantu menetralisir rasa pedas yang dihasilkan oleh cabai. Sekadar informasi,
sambal colo-colo ini sebenarnya adalah makanan asli dari Ambon dan Manado, tapi
saat ini penyebarannya telah merebak hampir ke seluruh dataran Papua.
Ø Segi Tarian
1.
Tari Musyoh
Tari Musyoh merupakan salah satu
tarian sakral asal Papua dan tarian ini diadakan jika ada sanak saudara ataupun
warga yang mengalami kecelakaan maut dan diperkirakan arwahnya tidak tenang. Jika dilihat dari unsur
gerakannya, tarian ini mencerminkan masyarakat Papua yang lincah dan energik. Biasanya penarinya
terdiri dari sekelompok penari pria. Menurut budayanya, tarian
ini dapat bermanfaat untuk mengusir arwah yang gentayangan. Kostum yang digunakan adalah pakaian adat Papua yang terdiri
dari Koteka, Rok rumbai dan peralatan perang seperti tameng dan tombak, sedangkan alat musik yang digunakan adalah tifa.
2.
Tari
Sajojo
Tari Sajojo
dibuat untuk mencerminkan budaya warga Papua yang senang bergaul. Tarian ini dapat ditarikan dengan jumlah penari yang
sangat banyak, tidak terpatok dengan jenis kelamin dan dapat ditarikan oleh
anak muda ataupun tua. Konon, tarian ini sudah ada
semenjak tahun 90-an. Karena gerakannya ceria, tarian ini menjadi terkenal
dengan pesat dikalangan penduduk Papua, bahkan saat zamannya tarian ini sering
dipertontokan di acara TV nasional. Sejarah
singkatnya, tarian ini menceritakan seorang bunga desa yang banyak diidolakan
dikampungnya. Karenanya, tarian ini masih dilestarikan hingga sekarang dan
menjadi tarian yang dicari wisatawan asing. Kostum yang digunakan adalah kostum adat Papua.
3.
Tari
Yospan
Tari Yospan adalah
salah satu tarian tradisional asal Papua yang satu kategori
dengan Tari Sajojo, dimana tarian ini menandakan pergaulan masyarakat Papua. Hal ini
terlihat dengan gerakannya yang sangat energik. Tarian ini cukup terkenal
dan biasa digunakan bila ada acara-acara besar seperti upacara adat,
acara seni budaya dan upacara penyambutan. Sejarah
singkatnya, Tari Yospan adalah hasil dari penggabungan Tari Pancar dan Tari
Yosim. Gerakannya seperti loncat-loncat, jalan-jalan, memutar dan sebagainya
terinspirasi dari pertunjukan akrobat pesawat saat zaman penjajahan Belanda. Sekarang,
tarian ini telah mengalami berbagai perubahan agar lebih kaya dan bervariatif. Untuk tarian
ini, tidak terpatok pada jumlah penari, namun biasanya ditarikan secara masal
dan beramai-ramai. Musik yang digunakan adalah musik tradisional Papua.
4.
Tari
Selamat Datang
Tarian ini
dinamakan tari selamat datang karena digunakan untuk menyambut kedatangan tamu
besar atau tamu kehormatan di Papua. Penarinya
tidak diutamakan harus laki-laki, terkadang ada juga perempuan. Tarian ini menjadi salah satu tarian kebanggaan daerah
sana karena memiliki gerakan yang energik yang mengandung nilai-nilai estetika didalamnya. Tidak ada sejarah singkatnya, namun konon tarian ini
sudah lama digunakan oleh masyarakat Papua. Kostum yang digunakan adalah kostum adat Papua,
dilengkapi beberapa atribut masyarakat sana seperti senjata. Alat musik yang
digunakan adalah tifa.
5.
Tari
Perang
Tari perang
merupakan salah satu tarian tradisional Papua. Dimana tarian ini memiliki makna
jiwa kepahlawanan masyarakat Papua. Karena
tarian ini menunjukan jiwa seseorang yang gagah perkasa. Maka biasanya
ditarikan oleh laki-laki dengan pakaian adat tradisional beserta perlengkapan
perang.Sejarah singkatnya, diambil dari kisah zaman dulu yang sering terjadi
peperangan antar suku Sentani dan suku-suku lainnya. Kemudian para leluhur membuat tarian ini dengan tujuan
memberikan semangat para pasukan Papua. Dan seiring zaman, peperangan pun sudah ditiadakan, namun tarian ini masih tetap
dibudidayakan. Sekarang, tarian ini hanya
simbolik untuk menghargai para leluhur saja yang telah mati-matian melindungi
daerah Papua. Biasanya tarian ini
ditarikan oleh 7 orang ataupun lebih. Musik yang digunakan dalam tarian ini
adalah kerang, tifa dan gendang. Tariannya pun cukup energik dan menampilkan
beberapa gerakan perang, antara lain memanah, loncat, mengintip musuh, dan
lain-lain.
6.
Tari
Suanggi
Tari Suanggi
salah satu tarian dari Papua tepatnya di Papua Barat, sejarah singkatnya tarian
ini menceritakan tentang suami yang ditinggal mati oleh istrinya. Konon tarian tradisional yang satu ini sangat bernuansa
magis karena seperti ritual. Terlihat
dari namanya ‘Suanggi’ yang mengandung arti roh jahat, konon roh tersebut
memiliki janji yang belum ditebus semasa ia hidup, dan ketika mati ia akan
menjadi roh penasaran. Roh tersebut akan memasuki
jiwa perempuan yang masih hidup dan mencelakakan orang lain. Tidak banyak orang yang mengetahui asal usul tarian
tersebut, hal ini terlihat dari info yang sangat sedikit didapat mengenai
tarian ini. Bila kamu melihat gerakan tariannya, seperti
seorang dukun yang akan menyembuhkan penyakit pasiennya.
Ø
Tradisi / Adat Istiadat
1.
Pesta
Bakar Batu
Pesta Bakar Batu mempunyai
makna tradisi bersyukur yang unik dan khas dan merupakan sebuah ritual
tradisional Papua yang dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas berkat yang
melimpah, pernikahan, penyambutan tamu agung dan juga sebagai upacara kematian.
Selain itu, upacara ini juga dilakukan sebagai bukti perdamaian setelah terjadi
perang antar-suku. Sesuai
dengan namanya, dalam memasak dan mengolah makanan untuk pesta tersebut,
suku-suku di Papua menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah dan suku di
kawasan Lembah Baliem memiliki istilah sendiri untuk merujuk kata bakar batu.
Masyarakat Paniai menyebutnya dengan gapii atau ‘mogo gapii‘, masyarakat Wamena
menyebutnya kit oba isago, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan
barapen. Namun tampaknya barapen menjadi istilah yang paling umum
digunakan.
Pesta Bakar Batu juga merupakan
ajang untuk berkumpul bagi warga. Dalam pesta ini akan terlihat betapa
tingginya solidaritas dan kebersamaan masyarakat Papua. Makna lain dari pesta
ini adalah sebagai ungkapan saling memaafkan antar-warga. Prosesi Pesta Bakar
Batu biasanya terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, bakar babi dan makan bersama.
Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan
dipergunakan untuk memasak. Batu dan kayu bakar disusun dengan urutan sebagai
berikut, pada bagian paling bawah ditata batu-batu berukuran besar, di atasnya
ditutupi dengan kayu bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih
kecil dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian
tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas.
Semua ini umumnya dikerjakan oleh kaum pria.
Pada saat itu, masing-masing suku
menyerahkan babi. Lalu secara bergiliran kepala suku memanah babi. Bila dalam
sekali panah babi langsung mati, itu merupakan pertanda bahwa acara akan sukses.
Namun bila babi tidak langsung mati, diyakini ada yang tidak beres dengan acara
tersebut. Apabila itu adalah upacara kematian, biasanya beberapa kerabat
keluarga yang berduka membawa babi sebagai lambang belasungkawa. Jika tidak
mereka akan membawa bungkusan berisi tembakau, rokok kretek, minyak goreng,
garam, gula, kopi dan ikan asin. Tak lupa, ketika mengucapkan belasungkawa
masing-masing harus berpelukan erat dan berciuman pipi.
·
Memanah Babi
Di lain tempat, kaum wanita
menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak. Babi biasanya dibelah mulai dari
bagian bawah leher hingga selangkang kaki belakang. Isi perut dan bagian lain
yang tidak dikonsumsi akan dikeluarkan, sementara bagian yang akan dimasak
dibersihkan. Demikian pula dengan sayur mayur dan umbi-umbian.
Kaum pria yang lainnya
mempersiapkan sebuah lubang yang besarnya berdasarkan pada banyaknya jumlah
makanan yang akan dimasak. Dasar lubang itu kemudian dilapisi dengan
alang-alang dan daun pisang. Dengan menggunakan jepit kayu khusus yang
disebut apando, batu-batu panas itu disusun di atas daun-daunan. Setelah
itu kemudian dilapisi lagi dengan alang-alang. Di atas alang-alang kemudian
dimasukan daging babi. Kemudian ditutup lagi dengan dedaunan. Di atas dedaunan
ini kemudian ditutup lagi dengan batu membara, dan dilapisi lagi dengan
rerumputan yang tebal.
·
Menata Batu
Menggunakan Apando
Setelah itu, hipere (ubi
jalar) disusun di atasnya. Lapisan berikutnya adalah alang-alang yang ditimbun
lagi dengan batu membara. Kemudian sayuran berupa iprika atau daun hipere, tirubug (daun singkong), kopae (daun pepaya), nahampun (labu
parang), dantowabug atau hopak (jagung)
diletakkan diatasnya. Tidak
cukup hanya umbi-umbian, kadang masakan itu akan ditambah dengan
potonganbarugum (buah). Selanjutnya lubang itu ditimbun lagi dengan rumput
dan batu membara. Teratas diletakkan daun pisang yang ditaburi tanah sebagai
penahan agar panas dari batu tidak menguap.
Sekitar 60 hingga 90 menit masakan
itu sudah matang. Setelah matang, rumput akan dibuka dan makanan yang ada didalamnya
mulai dikeluarkan satu persatu, kemudian dihamparkan diatas rerumputan. Sesudah
makanan terhampar di atas, ada orang yang akan mengambil buah merah matang.
Buah itu diremas-remas hingga keluar pastanya. Pasta dari buah merah dituangkan
di atas daging babi dan sayuran. Garam dan penyedap rasa juga ditaburkan diatas
hidangan.
Kini tibalah saatnya bagi warga
untuk menyantap hidangan yang telah matang dan dibumbui. Semua penduduk akan
berkerumun mengelilingi makanan tersebut. Kepala Suku akan menjadi orang
pertama yang menerima jatah berupa ubi dan sebongkah daging babi. Selanjutnya
semua akan mendapat jatah yang sama, baik laki-laki, perempuan, orang tua,
maupun anak-anak. Setelah itu, penduduk pun mulai menyantap makanan tersebut.
Pesta Bakar Batu merupakan acara
yang paling dinantikan oleh warga suku-suku pedalaman Papua. Demi mengikuti
pesta ini mereka rela menelantarkan ladang dangan tidak bekerja selama
berhari-hari. Selain itu, mereka juga bersedia mengeluarkan uang dalam jumlah
yang besar untuk membiayai pesta ini. Pesta ini sering dilaksanakan di kawasan
Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia.
Namun, kepastian titik lokasi
dilaksanakannya ini tidak menentu. Jika sebagai upacara kematian maupun
pernikahan, pesta ini akan dilaksanakan di rumah warga yang memiliki hajatan.
Namun, bila upacara ini sebagai ucapan syukur atau simbol perdamaian biasanya akan
dilaksanakan di tengah lapangan besar.
2.
Upacara
Potong Jari
Tradisi potong jari ini terjadi di
papua, kesedihan saat telah ditinggal pergi oleh orang yang dicintai dan
kehilangan salah satu anggota keluarga sangat perih. Berlinangan air mata dan
perasaan kehilangan begitu mendalam. Terkadang butuh waktu yang begitu lama
untuk mengembalikan kembali perasaan sakit kehilangan dan tak jarang masih
membekas dihati. Lain halnya dengan masyarakat pegunungan tengah Papua
yang melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarganya
yang meninggal tidak hanya dengan menangis saja. Melainkan ada tradisi yang
diwajibkan saat ada anggota keluarga atau kerabat dekat seperti; suami, istri, ayah, ibu, anak
dan adik yang meninggal dunia. Tradisi yang diwajibkan adalah tradisi potong
jari.
Jika kita melihat tradisi potong
jari dalam kekinian pastilah tradisi ini tidak seharusnya dilakukan atau
mungkin tradisi ini tergolong tradisi ekstrim. Akan tetapi bagi masyarakat
pegunungan tengah Papua, tradisi ini adalah sebuah kewajiban yang harus
dilakukan. Mereka beranggapan bahwa memotong jari adalah simbol dari sakit dan
pedihnya seseorang yang kehilangan sebagian anggota keluarganya. Bisa diartikan jari
adalah simbol kerukunan,
kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun
dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan
keluarga yaitu Ibu jari. Akan tetapi jika dicermati perbadaan setiap bentuk dan
panjang memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk meringankan
semua beban pekerjaan manusia. Satu sama lain saling melengkapi sebagai suatu
harmonisasi hidup dan kehidupan. Jika salah satu hilang, maka hilanglah
komponen kebersamaan dan berkuranglah kekuatan
3.
Upacara
Tanam Sasi
Di suku Marin, Kabupaten Merauke,
terdapat upacara Tanam Sasi, sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai bagian dari
rangkaian upacara kematian. Sasi ditanam 40 hari setelah kematian seseorang dan
akan dicabut kembali setelah 1.000 hari. Budaya Asmat dengan ukiran dan
souvenir dari Asmat terkenal hingga ke mancanegara. Ukiran Asmat memiliki empat
makna dan fungsi, masing-masing:
a. Melambangkan
kehadiran roh nenek moyang;
b. Untuk
menyatakan rasa sedih dan bahagia;
c. Sebagai
lambang kepercayaan dengan motif manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain;
d. Sebagai
lambang keindahan dan gambaran memori nenek moyang.
4. Upacara Perkawinan
Perkawinan merupakan kebutuhan yang
paling mendesak bagi semua orang. Dengan demikian masyarakat Papua baik yang di
daerah pantai maupun daerah pegunungan menetapkan peraturan itu dalam peraturan
adat yang intinya agar masyarakat tidak melanggar dan tidak terjadi berbagai
keributan yang tidak diinginkan. dalam pertukaran perkawinan yang di tetapkan
orangtua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai tanda
pembelian terhadap perempuan atau wanita tersebut. Adapun untuk masyarakat
pantai berbagai macam mas kawin yang harus dibayar seperti: membayar piring
gantung atau piring belah, gelang, kain timur (khusus untuk orang di daerah Selatan
Papua) dan masih banyak lagi. berbeda dengan permintaan yang diminta oleh
masyarakat pegunungan diantaranya seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah
beredar di masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi peliharaan dan
lain sebagainya. Dalam
pembayaran mas kawin akan terjadi kata sepakat apabila orangtua dari pihak
laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang diminta oleh orangtua daripada pihak
perempuan.
Komentar
Posting Komentar